Upah, Kebutuhan, dan Keinginan
Oleh: Yoan - PRP
Kabupaten Tangerang
Ibu, inilah segelas air
yang kau butuhkan untuk menghilangkan dahagamu
Bapak, inilah sepasang
sandal untuk menghilangkan rasa sakitmu saat kau berjalan
Ibu, aku tak bisa
memberikan seember air jika itu membuatmu menjadi kembung
Bapak, aku tak bisa
memberikanmu sepasang sepatu jika hanya membuat kakimu menjadi lecet.
Dalam menjalankan kehidupan tentu kita tidak asing
dengan kata Upah atau yang biasa dikenal dengan sebutan gaji. Upah atau gaji bagi seorang pekerja/buruh
yang bekerja disuatu perusahaan adalah imbalan yang diterima atau yang diberikan
setelah melakukan suatu pekerjaan dan itu diberikan dalam waktu sebulan atau seminggu
sekali dalam bentuk uang. Upah
sendiri bagi pekerja/buruh hal yang sangat berarti diharapkan dapat memenuhi
segala kebutuhannya untuk terus menjalankan kehidupan bahkan ada mengandalkan untuk
mencapai kesejahteraannya.
Kebutuhan seorang pekerja/buruh pada dasarnya sama, yaitu
bagaimana bisa bertahan hidup, yang membedakan kebutuhan seseorang hanya dari
keinginannya. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan yang sebenarnya. Sedangkan
keinginan selalu melupakan pokok
dari kebutuhan, contoh kecil adalah kebutuhan manusia akan alat transportasi
seperti sepeda, becak, sepeda motor, dan mobil. Kalau ditanya apa keinginan
anda untuk trasportasi? pasti jawabannya mempunyai mobil atau minimal sepeda
motor, kemudian kebutuhan alat komunikasi dan tentunya banyak yang berkeinginan
mempunyai alat komunikasi yang mewah dan modern dengan merk-merk ternama, hal
lain adalah kebutuhan makan yang dipastikan semua orang mempunyai keinginan
memakan makan yang super lezat dan nikmat dan mahal. Dan lain sebagainya.
Kalau diliat hampir kesemua kebutuhan tersebut telah
menghilangkan nilai kebutuhan yang sebenarnya. Seperti pertanyaan berikut
sebenarnya, kita butuh Transportasi ataukah
nama/alat tranportasi? kita butuh alat komunikasi ataukah butuh
merk-merk alat komunikasi? kita butuh makan atau butuh nama/jenis makanan? Dan
tentunya mayoritas masyrakat memilih mempunyai alat traportasi, alat komunikasi,
dan jenis makanan yang mewah, dan itulah yang dinamakan keinginan. Namun pertanyaan terakhir adalah apakah Upah yang
didapat itu sudah cukup memenuhi kebutuhan kita bahkan memenuhi yang dikatakan
sebagai keinginan.
Banyak sekali aksi-aksi masa yang menuntut tentang perbaikan
upah, itu manandakan bahwa upah yang diperoleh masih tidak mencukupi dari
kebutuhan, ditambah dengan banyaknya hegemoni kapitalisme yang dilontarkan
lewat media-media seperti televisi, cetak dan sebagainya mengiming-imingi segala macam produk dan gaya
hidup yang membuat masyrakat mempunyai rasa keinginan untuk memperolehnya sehingga
lupa akan kondisinya yaitu hanya mempunyai pendapatan atau upah yang rendah dan
tidak mencukupi untuk memenuhi semuanya. Celakanya bagi para buruh/kelas
pekerja hal ini yang memaksa mereka harus
mencari jam tambahan, seperti jam lembur bahkan ikut dalam system MLM. Alhasil masyrakat kehilangan waktu luang untuk
bersosialisasi dengan keluarga dan tetangganya bahkan kehilangan waktu untuk berorganisasi.
Sehingga bisa dipastikan pengambilalihan waktu luang oleh kapitalisme semakin
tersistemmatis.
Upah selayaknya harus dapat memenuhi kebutuhan yang
rill tanpa diikuti oleh rasa keinginan yang membuat nilai dari sebuah kebutuhan menjadi hilang. Hal
ini agar tidak terjebak oleh menguatnya politik kelas yaitu kapitalis yang
terus membuat rakyat pekerja lupa akan status dirinya sebagai kelas pekerja.
Maka, mari perjuangakan upah yang layak untuk memenuhi kebutuhan kita
berdasarkan pada kebutuhan yang sebenarnya. karena sampai saat ini upah yang
kita peroleh masih jauh untuk memenuhi kebutuhan kita apalagi untuk memenuhi
segala keinginan yang tidak sepatutnya ada dibenak kelas pekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar